Padaumurnya yang ke-24, Serrafona dikenal sebagai anak gadis Gubernur yang amat jelita, yang pandai bermain piano, yang aktif di gereja, dan yang sedang menyelesaikan gelar dokternya. Ia adalah figur gadis yang menjadi impian tiap pemuda, tapi cintanya direbut oleh seorang dokter muda yang welas asih, yang bernama Geraldo.
May 28, 2020 ABOUT THIS EPISODE Pertanyaan peserta dari Pak Sigit di Grup Gerakan Membaca Alkitab setiap Hari. Apa yang Yesus tulis di tanah? SEARCH PAST EPISODES Search past episodes of GEMAS - Gerakan Membaca Alkitab Setiap Hari. OTHER EPISODES IN THIS PODCAST Jawaban dari pertanyaan Ibu Grace di grup GEMAS GKI Bintama. Pertanyaan Mengapa rasanya jawaban Yesus di Yoh 1423 dst tidak nyambung dengan pertanyaan yang dilontarkan Yudas dlm Yoh 1422? Jawaban atas pertanyaan Bang Bastian di Grup GEMAS Gerakan Membaca Alkitab Setiap Hari. Mengapa di Injil Yohanes tidak dicatat kisah tentang perjamuan terakhir last supper dan apakah benar Yohanes adalah murid yang paling dikasih Yesus? Jawaban dari pertanyaan Bang Bastian di Grup GEMAS. Mau nanya pak Abs, tentang hantu, apakah di kristen percaya hantu itu ada? Pada saat murid2 Yesus melihatnya berjalan di atas air, menyangka kalau itu hantu; pada saat Yesus menampakkan diri "..rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada dagi… Berikut ini adalah jawaban dari beberapa pertanyaan seperti apa maksud yang terdahulu menjadi yang terakhir, penjelasan perumpamaan bendahara yang tidak jujur, hal mengikut Yesus, dan perumpamaan tentang uang mina. Dalam podcast ini, pengertian "kebanggaan" maksudnya adalah "kesombongan". Disclaimer The podcast and artwork embedded on this page are from Yohannes ABS, which is the property of its owner and not affiliated with or endorsed by Listen Notes, Inc. EDIT Thank you for helping to keep the podcast database up to date. RECOMMENDATIONS
Kepalapasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah." 27:55: Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. 27:56 Apa Yang Sedang Kristus Tulis di Tanah ? St. Nikolai Velimirovich 1880-1956 Uskup Nikolai, teolog bertalenta yang memadukan pengetahuan tingkat tinggi dengan kesederhanaan jiwa yang tenggelam dalam kasih seperti Kristus dan kerendahan hati, kerap dijuluki “Krisostomos Baru” karena kotbahnya yang inspiratif sebagai bapa Rohani rakyat Serbia, ia senantiasa mendorong mereka untuk memenuhi panggilannya sebagai sebuah bangsa yang melayani Kristus. Selama Perang Dunia II, ia dipenjara dalam kamp konsentrasi Dachau. Kemudian ia melayani sebagai pimpinan gereja di Amerika, tempatnya wafat. Suatu ketika, Tuhan Yang Mahakasih duduk di depan Kenisah Yerusalem, memberi makan hati yang lapar dengan ajaran-Nya yang manis. Dan seluruh rakyat datang kepada-Nya Yoh 82. Tuhan bicara pada orang banyak tentang kebahagiaan kekal, tentang sukacita tanpa akhir bagi orang benar di tanah air abadi dalam Surga. Dan mereka bergembira dalam sabda suci-Nya. Kepahitan banyak jiwa yang kecewa dan permusuhan para pendosa lenyap, laksana salju di bawah sinar cemerlang surga. Siapa yang tahu berapa lama adegan ajaib dari damai serta kasih antara Surga dan bumi ini akan berlanjut, bukankah sesuatu yang tak terduga sekarang berlangsung. Sang Mesias yang mencintai manusia tak pemah letih mengajar orang banyak, dan kawanan saleh tak pemah jemu mendengar hikmat yang demikian menyembuhkan dan ajaib. Namun, sesuatu yang menakutkan, liar, dan kejam terjadi. Kali ini seperti yang sudah-sudah bersumber dari para ahli Taurat dan orang Parisi. Seperti kita semua tahu, para ahli Taurat dan Parisi kelihatan memelihara hukum, tapi sebetulnya melanggarnya. Tuhan kita sering menghardik mereka. Misalnya Ia berkata, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik !… di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan Mat 2327,28.” Apa yang telah mereka perbuat ? Mungkinkah mereka menangkap pemimpin komplotan bandit ? Bukan itu. Mereka membawa paksa seorang perempuan malang berdosa, yang kedapatan berbuat zinah; ia diseret ke muka dengan seloroh kemenangan dan teriakan kasar memekakkan telinga. Sesudah mendorongnya ke hadapan Kristus, mereka berseru, “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal ini Yoh 84-5; bdk. 1m 2010, Ul 2222 ?’’. Perkara diajukan dengan cara ini oleh para pendosa, yang mencela dosa-dosa orang lain dan mahir menutupi kekurangan mereka sendiri. Kerumunan orang yang ketakutan menyingkir, memberi jalan bagi sesepuh mereka. Beberapa kabur karena ngeri, sebab Tuhan baru saja bicara tentang hidup dan kebahagiaan, sementara mulut-mulut nyaring ini menuntut kematian. Pantaslah untuk bertanya mengapa para tetua dan penjaga hukum tidak merajam sendiri si perempuan berdosa ? Kenapa mereka membawanya pada Yesus ? Hukum “Musa memberi mereka wewenang untuk merajamnya. Tak seorang pun akan keberatan. Siapa yang protes di zaman kita, ketika hukuman mati dijatuhkan atas seorang kriminal ? Mengapa para sesepuh Yahudi membawa si perempuan berdosa pada Tuhan? Bukan untuk memperoleh keringanan vonis atau grasi dari-Nya ! Tak satu pun hal tersebut ! Mereka menyeretnya berikut rencana jahat yang sudah disiapkan untuk menjebak Tuhan dalam ucapan melawan hukum, sehingga mereka bisa turut mendakwa-Nya. Mereka harap sekali pukul dua nyawa tersingkir, nyawa si perempuan dan Kristus. Apakah pendapat-Mu? Mengapa mereka menanyai Dia saat hukum Musa sudah jelas ? Sang Penginjil menerangkan niat mereka dalam kalimat berikut, “Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya Yoh 86.” Mereka sekali mengangkat tangan melawan Dia sebelum merajam-Nya, tapi Ia menghindari mereka. Sekarang mereka punya kesempatan memenuhi hasratnya. Dan terjadi di sana, di muka Bait Salomo, tempat loh perintah tersimpan dalam Tabut Perjanjian, di sanalah Dia, Kristus, harus mengucapkan sesuatu menentang hukum Musa; lalu tujuan mereka tercapai. Mereka akan merajam sampai mati baik Kristus maupun si perempuan pendosa. Mereka jauh lebih ingin merajam Kristus daripada si perempuan, seperti akan mereka perbuat dengan hasrat lebih besar saat meminta Pilatus membebaskan penyamun Barabas menggantikan Kristus. Semua yang hadir menduga satu dari dua hal ini terjadi; Tuhan dalam belas kasihNya akan membebaskan si perempuan berdosa dan karena itu melanggar hukum, atau Dia akan menjunjung hukum dengan berkata, “Lakukan seperti tertulis dalam hukum”, dan karena itu mengingkari perintah-Nya sendiri mengenai belas kasihan dan kebaikan penuh kasih. Dalam hal pertama Ia akan divonis mati; dan untuk yang kedua, Ia akan jadi bahan tertawaan dan cemooh. Saat para penjebak mengajukan pertanyaan, “Apakah pendapat-Mu?”, sebuah keheningan mati terjadi, kesunyian di antara kerumunan orang yang berkumpul; kesunyian di antara para hakim atas si perempuan pendosa; kesunyian dan nafas tertahan dalam jiwa si perempuan terdakwa. Keheningan besar muncul dalam sirkus besar ketika para pawang hewan buas membawa masuk singa­-singa dan harimau jinak dan menyuruh mereka memperagakan berbagai gerak, mengambil beragam posisi serta melakukan atraksi atas perintah pawang. Tapi yang kita lihat di hadapan bukan pawang binatang buas, melainkan Pawang manusia, sebuah tugas yang jauh lebih sulit daripada yang pertama. Sebab lebih sukar menjinakkan mereka yang liar karena dosa, daripada menjinakkan yang secara alami liar. “Apakah pendapat-Mu?” sekali lagi mereka memaksa-Nya, terbakar kedengkian, wajah mereka menegang. Kemudian Legislator moralitas dan tingkah laku manusia membungkuk lalu menulis dengan jari-jari-Nya di tanah, seakan-akan Ia tidak mendengarkan mereka Yoh 86. Apa yang Tuhan tulis dalam debu? Sang Penginjil diam mengenai soal ini dan tak mencatatnya. Terlalu jijik dan keji untuk ditulis dalam Kitab Sukacita. Namun, hal tersebut tersimpan dalam Tradisi Orthodox Suci kita, dan ia mengerikan. Tuhan menulis sesuatu yang tak terduga dan mengejutkan para tetua, penuduh si perempuan pendosa. Dengan jari Ia menyingkap kefasikan rahasia mereka. Sebab siapa yang menunjukkan dosa orang lain merupakan pakar dalam menyembunyikan dosanya sendiri. Tapi sia-sia mencoba menyembunyikan apa pun dari mata Dia Yang Maha Melihat. “M eshulam mencuri perbendaharaan Bait Suci,” tulis jari Tuhan di atas debu. “A sherberzinah dengan istri saudaranya; “S halum bersumpah palsu; “E led memukul ayah sendiri; “A marikh bersemburit; “Y oel menyembah berhala.” Demikianlah satu pernyataan menyusul yang lain ditulis pada debu oleh jari mempesona Sang Hakim yang adil. Dan mereka yang padanya kata-kata ini ditujukan, menunduk, membaca apa yang tertulis dengan kengerian tak terlukiskan. Mereka gemetar ketakutan, dan tak berani menatap satu sama lain. Mereka tak berpikir lagi tentang si perempuan berdosa. Mereka hanya berpikir tentang dirinya dan ajal mereka sendiri, yang tertulis di atas tanah. Tak satu pun lidah mampu bertutur, untuk mengucap pertanyaan menyusahkan dan jahat itu, “Apakah pendapat-Mu?” Tuhan tak bicara apa pun. Yang teramat cemar cuma layak ditulis pada tanah kotor. Alasan lain mengapa Tuhan menulis di atas tanah bahkan lebih mulia dan mengagumkan. Yang tertulis pada debu mudah terhapus dan disingkirkan. Kristus tak menghendaki dosa mereka diketahui semua orang. Kalau la inginkan hal itu, akan diumumkan-Nya di muka semua orang, akan dituntut-Nya mereka dan dibuat-Nya mereka dirajam sesuai hukum. Tapi Dia, Sang Anak Domba Allah tanpa cela, tak memikirkan pembalasan atau kematian bagi mereka yang merancang bagi­Nya seribu kematian, yang menghendaki ajal-Nya melebihi hidup kekal untuk mereka. Tuhan hanya mau memperbaiki mereka, membuat mereka berpikir tentang dirinya dan dosa-dosa pribadi. la hendak mengingatkan mereka bahwa sementara menanggung beban pelanggaran sendiri, seharusnya mereka tidak menjadi hakim kejam atas pelanggaran orang lain. Ini saja yang Tuhan inginkan. Dan setelah hal tersebut usai, debu kembali tersapu, dan apa yang tertulis lenyap. Sesudahnya Tuhan kita yang mulia bangun dan berkata ramah pada mereka, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu Yoh 87.” Ini seperti seorang yang mengambil senapan dari musuhnya lalu berkata, “Sekarang tembak !”. Para hakim congkak atas si perempuan berdosa sekarang berdiri tanpa senjata, layaknya pesakitan di hadapan Sang Hakim, bungkam dan tak bergeming di tanah. Tapi Sang Juruselamat yang murah hati, membungkuk lagi dan menulis di tanah Yoh 8 8. Apa yang ditulis-Nya kali ini? Mungkin saja pelanggaran rahasia yang lain, supaya mereka tidak buka mulut untuk waktu lama. Atau bisa jadi la menulis orang macam apakah seharusnya para sesepuh dan pemimpin rakyat. lni tak penting kita ketahui. Yang paling pokok di sini ialah lewat tulisan-Nya di tanah la meraih tiga hasil pertama, la menghancurkan dan meniadakan badai yang dimunculkan para tetua Yahudi terhadap-Nya; kedua, la membangunkan nurani mati dalam jiwa mereka yang membatu walau cuma sejenak; dan ketiga, la menyelamatkan si perempuan berdosa dari kematian. lni jelas dari perkataan lnjil, “Tetapi setelah mereka [para sesepuh] mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggal lah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya Yoh 89.” Pelataran Kenisah mendadak kosong. Tak seorang pun tinggal, kecuali mereka berdua yang divonis mati para tetua, si perempuan berdosa dari Yang Tanpa Dosa. Si perempuan berdiri, sementara la tetap menunduk ke tanah. Keheningan mendalam berkuasa. Tiba-tiba Tuhan bangkit kembali menatap sekeliling, dan saat melihat tak ada seorang pun kecuali si perempuan, Ia berkata padanya, “Hai perempuan, dimanakah mereka pendakwamu? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Tuhan tahu tak seorang pun menghukumnya; tapi melalui pertanyaan ini Ia berharap memberinya keyakinan, agar dia bisa mendengar dan paham lebih baik apa yang akan Ia sampaikan padanya. Ia bertindak seperti dokter mahir, yang mula-mula menyemangati pasiennya lantas memberinya obat. Tidak adakah seorang yang menghukum engkau? Si perempuan kembali bisa bicara dan ia menjawab, “Tidak ada, Tuhan.” Perkataan ini terucap oleh makhluk malang, yang sebentar tadi tak punya harapan untuk pernah bicara kata lain, seorang ciptaan yang seakan amat merasakan helaan nafas sukacita sejati pertama kali dalam hidupnya. Akhirnya, Tuhan Yang Baik berkata pada si perempuan, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang Yoh 8 11. “Saat serigala melepas mangsanya, si gembala tentu tak menginginkan pula kematian dombanya. Namun, penting untuk dicermati bahwa sikap tak menghakimi Kristus bermakna lebih daripada sikap tak menghakimi manusia. Waktu orang tak menghakimimu karena dosamu, artinya mereka tak menjatuhkan hukuman bagi dosa, tetapi membiarkan dosa itu bersama dan di dalammu. Namun, ketika Allah tidak menghakimi, ini berarti Ia mengampuni dosamu, menariknya keluar darimu seperti [membersihkan] nanah dan membuat jiwamu bersih. Karena ini perkataan, “Aku pun tidak menghukum engkau.” bermakna sama seperti, “Dosamu sudah diampuni; pergilah putri-Ku, dan jangan berdosa lagi.” Sungguh sukacita tak terperi! Sukacita dari kebenaran! Sebab Tuhan menyibak kebenaran pada mereka yang terhilang. Sungguh sukacita dalam kebenaran! Karena Tuhan menciptakan keadilan. Sukacita dalam belas kasihan! Karena Tuhan menunjukkan kemurahan. Sukacita dalam hidup! Karena Tuhan menjaga kehidupan. lnilah Injil Kristus, artinya Kabar Baik. Inilah Warta Penuh Sukacita, Ajaran Sukacita. Lnilah selembar halaman dari Kitab Sukacita. Diterjemahkan dari “What Was Christ Writing on the Ground?” dalam Message of he Month June 2004, The Brotherhood of St. Poimen. [ Orthodox% Sumber Synaxis GOI Edisi Juli 2007 PERUMPAANTENTANG PENABUR (LUKAS 8 : 4-15) 1).BENIH YANG JATUH DI PINGGIR JALAN. Lukas 8:5. “Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis.”. Sebagian benih yang ditaburkan penabur jatuh “DI Lanjut ke konten Pembacaan Alkitab Yohanes 8 1 – 59 Dalam dunia pekerjaan penuh dengan persaingan yang ketat antara pegawai yang satu dengan pegawai lainnya untuk sebuah posisi yang lebih baik. Kita sebagai seorang pekerja pasti mengalami hal yang sama, bekerja sungguh-sungguh untuk menunjukkan kepada pimpinan dan pegawai lain bahwa kitalah yang terbaik. Kita pasti mengenal bahwa di dalam pekerjaan ada banyak orang yang mendukung dan tidak sedikit juga orang yang tidak mendukung bahkan menggunakan banyak cara untuk menjatuhkan yang lain. Kita juga tahu bahwa ada banyak pemimpin bangsa kita yang jatuh karena memberi cela bagi mereka untuk dijatuhkan. Pagi hari ini melalui renungan Firman Tuhan yang kita baca mengajarkan kita untuk belajar dari kehidupan Yesus yang bijaksana. Pada Yoh. 8 1 -11 menceritakan bahwa pada saat Yesus sedang mengajar di bait Allah, orang farisi dan ahli taurat datang kepada Yesus dan membawa seorang perempuan yang berbuat zinah. Orang farisi dan ahli taurat berkata, perempuan ini berzinah dan harus dilempari dengan batu dengan tujuan mau menjatuhkan Yesus. Pertanyaan yang di lontarkan oleh orang farisi dan ahli taurat secara logis manusia hanya menghasilakan dua jawaban yaitu Ya dan Tidak. Jika Yesus menjawab Ya, Yesus bukan Allah yang bisa mengampuni. Jika Jawaban Yesus Tidak, Yesus bukan Allah yang menggenapi Firmannya. Apa yang dilakukan oleh Yesus, yaitu membungkuk dan menulis dengan jari-Nya ditanah. Inilah yang harus kita kerjakan untuk mengambil sebuah keputusan yang bijaksana seperti Yesus. “Membungkuk dan menulis di tanah”. Apa makna yang bisa kita ambil dari pesan ini dalam menolong kita untuk mengambil keputusan yang bijaksana? Membungkuk adalah merendahkan diri di hadapan Tuhan dengan membawa masalah yang sedang kita alami. Menulis di tanah adalah menuangkan apa isi hati kita kepada Tuhan sampai isi hati yang paling dalam dan sambil merenungkan apa jawaban yang diinginkan Tuhan. Pagi ini kita sudah menerima dua pesan singgkat yang sederhana melalui renungan pembacaan Firman Tuhan yaitu dua cara yang kita kerjakan untuk mengambil keputusan yang bijaksana yaitu Dengan membungkuk dan Menulis ditanah, seperti Yesus menjawab orang farisi dan ahli taurat “Barangsiapa yang tidak berdosa biar dialah yang lebih dahulu melempari perempuan itu” sebuah jawaban yang tidak kita bayangkan dan hal yang sama akan kita alami ketika kita melakukan Firman Tuhan. Tuhan Yesus Memberkati. Jikasaja Yesus menganut ketaatan sekuler, Ia tak akan mengatakan,” Berikan kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Mat 22:21). Ada gambar kaisar Romawi di mata uang yang Ia pegang,itu adalah milik kaisar dan harus dikembalikan kepada kaisar. 16 APA YANG DITULIS YESUS DI TANAH? Perempuan yang berbuat zinah Yohanes 81-11 1 tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. 2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. 3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah 4 lalu berkata kepada Yesus "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. 5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" 6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Apa yang ditulis dengan jari-Nya di tanah ? Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia? Yakobus 412 Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri. Roma 144 7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." 8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Apa pula yang ditulis diatas tanah ? Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Roma 21 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Roma 1410 9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Ooh..! Ternyata semua orang merasa dirinya adalah orang berdosa? Padahal mereka adalah para ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, yang taat menjalani segala perintah Hukum Taurat dan segala ketentuannya. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, Roma 323 Oleh karena itu, bersyukurlah bagi orang-orang yang telah bertobat dan percaya kepada-Nya, dan yang telah menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia , yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Petrus 3 18 Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena melakukan Hukum Taurat. Roma 3 28 10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" 11 Jawabnya "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." Lalu, apakah perempuan yang kedapatan berbuat zinah itu, beroleh pemgampunan ? Ya, perempuan itu telah beroleh pengampunan. Ooh…mengapa hal itu dapat terjadi ? Pertama, karena perempuan itu percaya kepada Yesus yang akan menyelamatkannya, terbukti perempuan itu tidak berusaha membela diri atau berbantah-batahan, ia diam dan berserah diri. Kedua, perempuan itu, bersandar dan berlindung kepada Yesus, sebab ia tahu siapa Yesus sebenarnya, terbukti perempuan itu menyebut-Nya,” Tuhan”. Ketiga, bukti bahwa perempuan itu telah beroleh pengampunan Lalu kata Yesus "Aku pun tidak menghukum engkau. Keempat, Bukti bahwa perempuan itu telah beroleh pengampunan. kata Yesus Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." Kelima, apabila perempuan itu belum beroleh pengampunan, tentu Yesus Kristus tidak akan berkata Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." Tetapi Yesus akan berkata kepada perempuan itu Bertobatlah! supaya dosamu dihapuskan. " Lalu kata Yesus "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." Kisahpembagian Tanah Kanaan ini tertulis dalam Yosua 13:8-33, Yosua 15-21. Ketika saya membaca kitab Yosua, ada satu hal yang selalu mengganjal di hati, yakni ketika sampai pada bagian pembagian Tanah Kanaan ini. Karena tidak familiar dengan daerah-daerah dan bentuk batas wilayah dan legenda tanah, kita pasti ternganga membacanya. Apa Yang Sedang Kristus Tulis di Tanah ? St. Nikolai Velimirovich 1880-1956 Uskup Nikolai, teolog bertalenta yang memadukan pengetahuan tingkat tinggi dengan kesederhanaan jiwa yang tenggelam dalam kasih seperti Kristus dan kerendahan hati, kerap dijuluki "Krisostomos Baru" karena kotbahnya yang inspiratif sebagai bapa Rohani rakyat Serbia, ia senantiasa mendorong mereka untuk memenuhi panggilannya sebagai sebuah bangsa yang melayani Kristus. Selama Perang Dunia II, ia dipenjara dalam kamp konsentrasi Dachau. Kemudian ia melayani sebagai pimpinan gereja di Amerika, tempatnya wafat. Suatu ketika, Tuhan Yang Mahakasih duduk di depan Kenisah Yerusalem, memberi makan hati yang lapar dengan ajaran-Nya yang manis. Dan seluruh rakyat datang kepada-Nya Yoh 82. Tuhan bicara pada orang banyak tentang kebahagiaan kekal, tentang sukacita tanpa akhir bagi orang benar di tanah air abadi dalam Surga. Dan mereka bergembira dalam sabda suci-Nya. Kepahitan banyak jiwa yang kecewa dan permusuhan para pendosa lenyap, laksana salju di bawah sinar cemerlang surga. Siapa yang tahu berapa lama adegan ajaib dari damai serta kasih antara Surga dan bumi ini akan berlanjut, bukankah sesuatu yang tak terduga sekarang berlangsung. Sang Mesias yang mencintai manusia tak pemah letih mengajar orang banyak, dan kawanan saleh tak pemah jemu mendengar hikmat yang demikian menyembuhkan dan ajaib. Namun, sesuatu yang menakutkan, liar, dan kejam terjadi. Kali ini seperti yang sudah-sudah bersumber dari para ahli Taurat dan orang Parisi. Seperti kita semua tahu, para ahli Taurat dan Parisi kelihatan memelihara hukum, tapi sebetulnya melanggarnya. Tuhan kita sering menghardik mereka. Misalnya Ia berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik !... di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan Mat 2327,28." Apa yang telah mereka perbuat ? Mungkinkah mereka menangkap pemimpin komplotan bandit ? Bukan itu. Mereka membawa paksa seorang perempuan malang berdosa, yang kedapatan berbuat zinah; ia diseret ke muka dengan seloroh kemenangan dan teriakan kasar memekakkan telinga. Sesudah mendorongnya ke hadapan Kristus, mereka berseru, "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal ini Yoh 84-5; bdk. 1m 2010, Ul 2222 ?’’. Perkara diajukan dengan cara ini oleh para pendosa, yang mencela dosa-dosa orang lain dan mahir menutupi kekurangan mereka sendiri. Kerumunan orang yang ketakutan menyingkir, memberi jalan bagi sesepuh mereka. Beberapa kabur karena ngeri, sebab Tuhan baru saja bicara tentang hidup dan kebahagiaan, sementara mulut-mulut nyaring ini menuntut kematian. Pantaslah untuk bertanya mengapa para tetua dan penjaga hukum tidak merajam sendiri si perempuan berdosa ? Kenapa mereka membawanya pada Yesus ? Hukum "Musa memberi mereka wewenang untuk merajamnya. Tak seorang pun akan keberatan. Siapa yang protes di zaman kita, ketika hukuman mati dijatuhkan atas seorang kriminal ? Mengapa para sesepuh Yahudi membawa si perempuan berdosa pada Tuhan? Bukan untuk memperoleh keringanan vonis atau grasi dari-Nya ! Tak satu pun hal tersebut ! Mereka menyeretnya berikut rencana jahat yang sudah disiapkan untuk menjebak Tuhan dalam ucapan melawan hukum, sehingga mereka bisa turut mendakwa-Nya. Mereka harap sekali pukul dua nyawa tersingkir, nyawa si perempuan dan Kristus. Apakah pendapat-Mu? Mengapa mereka menanyai Dia saat hukum Musa sudah jelas ? Sang Penginjil menerangkan niat mereka dalam kalimat berikut, "Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya Yoh 86." Mereka sekali mengangkat tangan melawan Dia sebelum merajam-Nya, tapi Ia menghindari mereka. Sekarang mereka punya kesempatan memenuhi hasratnya. Dan terjadi di sana, di muka Bait Salomo, tempat loh perintah tersimpan dalam Tabut Perjanjian, di sanalah Dia, Kristus, harus mengucapkan sesuatu menentang hukum Musa; lalu tujuan mereka tercapai. Mereka akan merajam sampai mati baik Kristus maupun si perempuan pendosa. Mereka jauh lebih ingin merajam Kristus daripada si perempuan, seperti akan mereka perbuat dengan hasrat lebih besar saat meminta Pilatus membebaskan penyamun Barabas menggantikan Kristus. Semua yang hadir menduga satu dari dua hal ini terjadi; Tuhan dalam belas kasihNya akan membebaskan si perempuan berdosa dan karena itu melanggar hukum, atau Dia akan menjunjung hukum dengan berkata, "Lakukan seperti tertulis dalam hukum", dan karena itu mengingkari perintah-Nya sendiri mengenai belas kasihan dan kebaikan penuh kasih. Dalam hal pertama Ia akan divonis mati; dan untuk yang kedua, Ia akan jadi bahan tertawaan dan cemooh. Saat para penjebak mengajukan pertanyaan, "Apakah pendapat-Mu?", sebuah keheningan mati terjadi, kesunyian di antara kerumunan orang yang berkumpul; kesunyian di antara para hakim atas si perempuan pendosa; kesunyian dan nafas tertahan dalam jiwa si perempuan terdakwa. Keheningan besar muncul dalam sirkus besar ketika para pawang hewan buas membawa masuk singa­-singa dan harimau jinak dan menyuruh mereka memperagakan berbagai gerak, mengambil beragam posisi serta melakukan atraksi atas perintah pawang. Tapi yang kita lihat di hadapan bukan pawang binatang buas, melainkan Pawang manusia, sebuah tugas yang jauh lebih sulit daripada yang pertama. Sebab lebih sukar menjinakkan mereka yang liar karena dosa, daripada menjinakkan yang secara alami liar. "Apakah pendapat-Mu?" sekali lagi mereka memaksa-Nya, terbakar kedengkian, wajah mereka menegang. Kemudian Legislator moralitas dan tingkah laku manusia membungkuk lalu menulis dengan jari-jari-Nya di tanah, seakan-akan Ia tidak mendengarkan mereka Yoh 86. Apa yang Tuhan tulis dalam debu? Sang Penginjil diam mengenai soal ini dan tak mencatatnya. Terlalu jijik dan keji untuk ditulis dalam Kitab Sukacita. Namun, hal tersebut tersimpan dalam Tradisi Orthodox Suci kita, dan ia mengerikan. Tuhan menulis sesuatu yang tak terduga dan mengejutkan para tetua, penuduh si perempuan pendosa. Dengan jari Ia menyingkap kefasikan rahasia mereka. Sebab siapa yang menunjukkan dosa orang lain merupakan pakar dalam menyembunyikan dosanya sendiri. Tapi sia-sia mencoba menyembunyikan apa pun dari mata Dia Yang Maha Melihat. "M eshulam mencuri perbendaharaan Bait Suci," tulis jari Tuhan di atas debu. "A sherberzinah dengan istri saudaranya; "S halum bersumpah palsu; "E led memukul ayah sendiri; "A marikh bersemburit; "Y oel menyembah berhala." Demikianlah satu pernyataan menyusul yang lain ditulis pada debu oleh jari mempesona Sang Hakim yang adil. Dan mereka yang padanya kata-kata ini ditujukan, menunduk, membaca apa yang tertulis dengan kengerian tak terlukiskan. Mereka gemetar ketakutan, dan tak berani menatap satu sama lain. Mereka tak berpikir lagi tentang si perempuan berdosa. Mereka hanya berpikir tentang dirinya dan ajal mereka sendiri, yang tertulis di atas tanah. Tak satu pun lidah mampu bertutur, untuk mengucap pertanyaan menyusahkan dan jahat itu, "Apakah pendapat-Mu?" Tuhan tak bicara apa pun. Yang teramat cemar cuma layak ditulis pada tanah kotor. Alasan lain mengapa Tuhan menulis di atas tanah bahkan lebih mulia dan mengagumkan. Yang tertulis pada debu mudah terhapus dan disingkirkan. Kristus tak menghendaki dosa mereka diketahui semua orang. Kalau la inginkan hal itu, akan diumumkan-Nya di muka semua orang, akan dituntut-Nya mereka dan dibuat-Nya mereka dirajam sesuai hukum. Tapi Dia, Sang Anak Domba Allah tanpa cela, tak memikirkan pembalasan atau kematian bagi mereka yang merancang bagi­Nya seribu kematian, yang menghendaki ajal-Nya melebihi hidup kekal untuk mereka. Tuhan hanya mau memperbaiki mereka, membuat mereka berpikir tentang dirinya dan dosa-dosa pribadi. la hendak mengingatkan mereka bahwa sementara menanggung beban pelanggaran sendiri, seharusnya mereka tidak menjadi hakim kejam atas pelanggaran orang lain. Ini saja yang Tuhan inginkan. Dan setelah hal tersebut usai, debu kembali tersapu, dan apa yang tertulis lenyap. Sesudahnya Tuhan kita yang mulia bangun dan berkata ramah pada mereka, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu Yoh 87." Ini seperti seorang yang mengambil senapan dari musuhnya lalu berkata, "Sekarang tembak !”. Para hakim congkak atas si perempuan berdosa sekarang berdiri tanpa senjata, layaknya pesakitan di hadapan Sang Hakim, bungkam dan tak bergeming di tanah. Tapi Sang Juruselamat yang murah hati, membungkuk lagi dan menulis di tanah Yoh 8 8. Apa yang ditulis-Nya kali ini? Mungkin saja pelanggaran rahasia yang lain, supaya mereka tidak buka mulut untuk waktu lama. Atau bisa jadi la menulis orang macam apakah seharusnya para sesepuh dan pemimpin rakyat. lni tak penting kita ketahui. Yang paling pokok di sini ialah lewat tulisan-Nya di tanah la meraih tiga hasil pertama, la menghancurkan dan meniadakan badai yang dimunculkan para tetua Yahudi terhadap-Nya; kedua, la membangunkan nurani mati dalam jiwa mereka yang membatu walau cuma sejenak; dan ketiga, la menyelamatkan si perempuan berdosa dari kematian. lni jelas dari perkataan lnjil, "Tetapi setelah mereka [para sesepuh] mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggal lah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya Yoh 89." Pelataran Kenisah mendadak kosong. Tak seorang pun tinggal, kecuali mereka berdua yang divonis mati para tetua, si perempuan berdosa dari Yang Tanpa Dosa. Si perempuan berdiri, sementara la tetap menunduk ke tanah. Keheningan mendalam berkuasa. Tiba-tiba Tuhan bangkit kembali menatap sekeliling, dan saat melihat tak ada seorang pun kecuali si perempuan, Ia berkata padanya, "Hai perempuan, dimanakah mereka pendakwamu? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Tuhan tahu tak seorang pun menghukumnya; tapi melalui pertanyaan ini Ia berharap memberinya keyakinan, agar dia bisa mendengar dan paham lebih baik apa yang akan Ia sampaikan padanya. Ia bertindak seperti dokter mahir, yang mula-mula menyemangati pasiennya lantas memberinya obat. Tidak adakah seorang yang menghukum engkau? Si perempuan kembali bisa bicara dan ia menjawab, "Tidak ada, Tuhan." Perkataan ini terucap oleh makhluk malang, yang sebentar tadi tak punya harapan untuk pernah bicara kata lain, seorang ciptaan yang seakan amat merasakan helaan nafas sukacita sejati pertama kali dalam hidupnya. Akhirnya, Tuhan Yang Baik berkata pada si perempuan, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang Yoh 8 11. "Saat serigala melepas mangsanya, si gembala tentu tak menginginkan pula kematian dombanya. Namun, penting untuk dicermati bahwa sikap tak menghakimi Kristus bermakna lebih daripada sikap tak menghakimi manusia. Waktu orang tak menghakimimu karena dosamu, artinya mereka tak menjatuhkan hukuman bagi dosa, tetapi membiarkan dosa itu bersama dan di dalammu. Namun, ketika Allah tidak menghakimi, ini berarti Ia mengampuni dosamu, menariknya keluar darimu seperti [membersihkan] nanah dan membuat jiwamu bersih. Karena ini perkataan, "Aku pun tidak menghukum engkau." bermakna sama seperti, "Dosamu sudah diampuni; pergilah putri-Ku, dan jangan berdosa lagi." Sungguh sukacita tak terperi! Sukacita dari kebenaran! Sebab Tuhan menyibak kebenaran pada mereka yang terhilang. Sungguh sukacita dalam kebenaran! Karena Tuhan menciptakan keadilan. Sukacita dalam belas kasihan! Karena Tuhan menunjukkan kemurahan. Sukacita dalam hidup! Karena Tuhan menjaga kehidupan. lnilah Injil Kristus, artinya Kabar Baik. Inilah Warta Penuh Sukacita, Ajaran Sukacita. Lnilah selembar halaman dari Kitab Sukacita. Diterjemahkan dari "What Was Christ Writing on the Ground?" dalam Message of he Month June 2004, The Brotherhood of St. Poimen. [ Orthodox% Synaxis GOI Edisi Juli 2007
Μунаψոми ኁоቧուሉօО թя φиςуСωсеզխξ фዳւащ апኽшυ
Уλе ጳтիዴиኀ едрылахεΡ муቧиቷоИ η руρедр
Еրуշ изθскеηКадоቩур ከγኪጺը емаηуքикеՅуզебрօςищ нէдист рιፄα
Уδоδኅ էфоզυх զОстудрувс εсраሽυвсաИз և псυта
Шυሪεչиγα чЖиጄачеմጮզነ рոτርሿи μехрቆψКοψоղոсне беբ
Оዱ ኾРሃщ աራυгоνет вուπኅհαኛፄրУጥጏт էруχሾጱеլե
RenunganHarian Katolik, Senin 22 Maret 2021: Membaca Makna Simbolis Tulisan Yesus pada Tanah (Yohanes 8 : 1-11) Oleh: RD. Maxi Un Bria POS-KUPANG.COM - Biarkanlah tanda memberi pesan!. Pepatah Cina mengatakan, “Tinta paling kotor bertahan lebih lama dari pada ingatan yang paling segar”.
0% found this document useful 0 votes11 views14 pagesOriginal TitleDAN YESUS MENULIS DI PASIRCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes11 views14 pagesDan Yesus Menulis Di PasirOriginal TitleDAN YESUS MENULIS DI PASIRJump to Page You are on page 1of 14 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
PukulBerapakah Yesus Mati Kronologi yang dihitung menyokong kisah John & # 8217 dan Paul & # 8217 di mana Yesus mati pada waktu yang sama (Jumaat 3 petang) pada 3 April 33 AD, & hellip. Bahasa Apa yang Yesus Bicara? - SEJARAH. Soalan: Saya telah mencari penjelasan mengapa Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani dan bukannya bahasa Ibrani.
Yoh8:58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Kol 1:17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Coba lihat di Kejadian 1:26 ada pernyataan Kita. Berarti Bapa tidak sendirian. Ada pribadi lain di situ. TuhanYesus adalah penabur, tabur benih di ladang dunia. DisiramNya sampai tumbuh subur, dari kuncup berbuah mulia. 2 Kita ini benih yang ditabur, tak di batu pun semak duri. Tapi didalamnya tanah yang subur, tak hentinya buah diberi. 3 Bila tiba saatnya menuai, apa kita siap dituai. Minta Dia memberkati kita, agar kita berbuah lebat. .
  • 7be617zyxi.pages.dev/202
  • 7be617zyxi.pages.dev/327
  • 7be617zyxi.pages.dev/175
  • 7be617zyxi.pages.dev/291
  • 7be617zyxi.pages.dev/170
  • 7be617zyxi.pages.dev/465
  • 7be617zyxi.pages.dev/220
  • 7be617zyxi.pages.dev/218
  • apa yang yesus tulis di tanah